Sejarah Lahirnya TNI - Pemerintah Indonesia yang baru merdeka
dengan sengaja segera membentuk tentara nasional dengan pertimbangan
politik yaitu pembentukan tentara nasional pada saat itu bakal mengajak
kecurigaaan serta bakal memunculkan pukulan perpaduan tentara Sekutu
serta Jepang. Menurut perdiksi bahwa kekuatan nasional belum sanggup
menghadapi pukulan tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah hanya membentuk
Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang bermanfaat sebagai penjaga keamanan
umum pada masing-masing daerah. Badan-badan perjuangan bernaung dibawah
Komite Van Aksi, antara lain Angkatan Pemuda Indonesia (API), Barisan
Rakyat Indonesia (BARA), serta Barisan Buruh Indonesia (BBI),.
Badan-badan perjuangan kemudian dibentuk diseluruh Indonesia, semacam
Barisan Banteng Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), Pemuda
Indonesia Maluku (PIM), Hisbullah Sabilllah, Pemuda Sosialis Indonesia
(Pesindo, Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI), Barisan Pemuda
Indonesia (BPI), serta Pemuda Republik Indonesia (PRI).
Sidang PPKI tanggal 22 Agustus sukses membentuk Badan Keamanan Rakyat
(BKR) serta diumumkan oleh presiden pada tanggal 23 Agustus 1945. dengan
pemimpin BKR pusat sebagai berikut :
- Ketua umum : Kaprawi
- Ketua I : Sutalaksana
- Ketua II : Latief Hendraningrat
- Anggota : Arifin Abdurahman, Mahmud serta Zulkifli Lubis
Pada tanggal 16 September 1945 South East Asian Comand (SEAC) adalah
angkatan perang Inggris mendarat di Jakrta serta meperbuat tekanan
terhadap Jepang untuk masih mempertahankan status quo. Faktor itu
memunculkan keberanian serdadu Jepang untuk mempertahankan diri terhadap
pemuda Indonesia yang sedang melucuti senjata. Pada tanggal 29
September 1945 datang lagi tentara Sekutu yang tergabung dalam Alied
Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dengan mengangkat pasukan NICA
(Netherlands Indies Civil Administration). Faktor ini menimbulakan
perlawanan sengit dari para pemuda Indonesia terhadap sedadu NICA serta
sekutu pada umumnya. Pemerintah terbuktigil pensiunan Mayor KNIL Urip
Sumoharjo ke Jakarta serta dberi tugas membentuk tentara kebangasaan
Indonesia. Melewati Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945
terbentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan Maklumat Pemerintah
Tanggal 6 Oktober 1945, Supriyadi, pemimpin perlawanan Peta di Blitar
(Febuari 1945), diangkat sebagai Menteri Keamanan Rakyat. Sebab
Supriyadi tak memenuhi panggilan serta tak terdengar berita beritanya,
pada tanggal 20 Oktober 1945, pemerintah kembali memberitahukan para
pejabat pemimpin di lingkungan Kementerian Keamanan Rakyat antara lain
Menteri Keamanan Rakyat ad interim, Muhammmad Suroadikusumo, pemimpin
paling atas Tentara Keamanan Rakyat, Supriyadi, serta sebagai kepala
staf Umum Tentara Keamanan Rakyat adalah Urip Sumoharjo.
Dalam Konferensi TKR yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 12
November 1945, Kolonel Sudirman, Panglima Divisi V Banyumas dipilih
menjadi pemimpin paling atas TKR sedangkan kepal staf dipilih Urip
Sumoharjo. Pelantikan Kolonel Sudirman dalam jabatan tersebut baru
terlaksana seusai berakhir pertempuran di Ambarawa. Untuk menghapus
kesimpangsiuran, Markas Besar TKR pada tanggal 6 Desember 1945
mengeluarkan sebuah maklumat. Isi maklumat ini menyebutkan bahwa
disamping tentara resmi (TKR) diperbolehkan adanya lascar-laskar sebab
hak serta keharusan mempertahankan negara bukanlah monopoli tentara.
Pada tanggal 18 Desember 1945 pemerintah melantik Kolonel Sudirman
sebagai Panglima Besar TKR dengan pelantikan Jenderal. Sebagai kepala
Staf TKR dilantik Urip Sumoharjo dengan pangkat letnan Jenderal. Tugas
mutlak panglima Besar TKR adalah meninjau kembali struktur organisasi,
struktur kerja, serta landasan perjuangan TKR agar diadakan
penyempurnaan lebih lanjut. Untuk itu, diadakan rapat dengan para
panglima divisi. Hasil rapat ceo pada tanggal 1 Januari 1946 menyebabkan
pemerintah merubah nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat, Kementerian Keamanan Rakyat menjadi Kementerian
Pertahanan. Belum hingga sebulan dikeluarkan lagi Maklumat Pemerintah
Tanggal 23 Januari 1945 untuk mengganti nam Tentara Keselamatan Rakyat
dengan nama Tentara Republik Indonesia (TRI).
Tanggal 19 Juli 1946 terbentuklah Angkatan Laut Republik Indonesia
disingkat ALRI. Selanjutnya, pada tanggal 9 April 1946 TRI tahap
perhubungan udara diganti nam serta strukturnya menjadi Tentara Republik
Indonesia Angkatan Udar alias dikenal dengan nama Angkatan Udara
Republik Indonesia di singkatat AURI. Pada tanggal 5 Mei 1947 presiden
mengeluarkan dekrit guna membentuk Panitia Pembentukan Organisasi
Tentara Nasional Indonesia dengan beranggotakan 21 orang dari ceo
berbagai lascar yang paling berpengaruh kuat. Panitia itu dipimpin
Presiden Sukarno sendiri. Pada tanggal 7 Juni 1947 keluar sebuah
Penetapan Presiden yang membentuk sebuahorganisasi tentara yang bernama
Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai penyempurna TRI. Didalam
penetapan itu, antara lain diputuskan bahwa mulai tanggal 3 juni 1947
dengan cara resmi Tentara Nasional Indonesia dengan segenap anak buah
angkatan perang yang ada sebagai inti kekuatannya. Tidak hanya itu, anak
buah lascar bersenjata, baik yang telah maupun yang belum bergabung
dalam biro perjuangan dimasukan serentak dalam Tentara Nasional
Indonesia, dengan Kepal a Pucuk PEmimpin, PAnglima Besar Jenderal
Soedirman.[
Tidak ada komentar:
Posting Komentar